Kantin FE Baru, tempat di mana calon ekonom membicarakan masa depan...

Economic Costs and Benefits of Cigarettes



Hoahm.. Ngantuk dan lelah sehabis beraktivitas. Secangkir coklat panas akan merelaksasi tubuh kita dalam kondisi seperti ini. Mas, pesen Hazelnut Hot Chocolate yang Grande. (Lho, koq nyangsang ke Starbucks?)

Kisah mengenai rokok ini pastinya lagi HOT! HOT!nya di dalam media massa. Terutama mengenai MUI yang menyatakan rokok sebagai haram. Banyak kontroversi di mana2 mengenai hal ini. Bahkan di TVOne terjadi perdebatan yang super panas mengenai hal ini, apakah rokok haram atau tidak?

Actually, gw tidak mau membahas hal yang ada di atas. Sebagai calon ekonom, gw ingin memandang rokok sebagai Economic Goods dan di sini gw ingin berdiskusi mengenai Costs and Benefits dari rokok ini terhadap perekonomian mikro dan makro. Dalam diskusi ini, gw ingin mengesampingkan semua costs dan benefits dari rokok ini diluar economic costs dan benefits. Jadi, kita kesampingkan efek kesehatan di sini jika tidak diaplikasikan secara ekonomi.

Benefits
Pertama-tama kita lyat benefitnya. Rokok jelas memberikan pendapatan bagi negara. Pada dasarnya, rokok merupaka komoditas objek pajak yang sangat ditinggi nilai pajaknya. Konsumsi rokok akan menambah Government Revenues yang kemudian dapat digunakan untuk pembangunan dan lain sebagainya. Degan kata lain, rokok adalah sumber penghasilan negara yang sangat potensial dan jika dihilangkan akan menyebabkan Economic Loss yang cukup berarti untuk negara.

Benefit lainnya adalah perkembangan dalam pertanian tembakau yang merupakan pertanian rakyat. Selama indusri rokok berkembang, maka pertanian tembakau akan terus berkembang. Pertanian tembakau sebagai pertanian rakyat sangat membantu dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat petani tembakau. Seandainya tembakau tersebut menjadi tidak terjual karena rokok dilarang produksi, bisa jadi akan terjadi peningkatan kemiskinan secara drastis, khususnya pada petani tembakau.

Kemudian, berdasarkan sebuah penelitian di Kanada, berkembangnya industri rokok membuat public health services mendapatkan income yang lebih besar kaena perawatan perokok yang mengalami gangguan pernapasan dan lain sebagainya. Hal ini juga menguntungkan perusahaan obat dalam membuat obat khusus untuk perokok.

Dengan kata lain, pada dasarnya, Industri Rokok meningkatkan GDP negara ini dengan cukup signifikan.

Costs
Penelitian baru2 ini menemukan sebuah indikasi biaya agregat yang timbul karena berkembangnya industri rokok. Sedikit berhubungan dengan kesehatan, rokok pada dasarnya menyebabkan kerusakan pada fungsi tubuh terutama pernapasan. Kerusakan2 pada fungsi tubuh yang terpengaruh oleh rokok menyebabkan sebuah degradasi pada produktivitas tenaga kerja. Terlebih lagi, rokok mempengaruhi lingkungannya, berarti tidak hanya perokok aktif yang mengalami penurunan produktivitas melainkan juga perokok pasif. Selain itu, kematian yang terjadi menyebabkan berkurangnya ketersediaan tenaga kerja ahli yang pada umumnya sulit digantikan. Hal ini menyebabkan perusahaan maupun rumah tangga mengalami penurunan dalam skala produksi secara agregat.

Kemudian dari setiap individu, rokok merupakan Cost Driver yang sangat besar nilainya. Walaupun rokok sebatangnya terhitung murah, yaitu sekitar Rp500,- hingga Rp1.000,-, akan tetapi rokok yang menyebabkan efek kecanduan mendorong konsumen rokok untuk mengkonsumsi lebih. Jika diasumsikan sehari setiap merokok mengkonsumsi rokok dengan nilai Rp10.000,- jika kita kalikan dengan 30 hari, maka diperoleh angka Rp300.000,- per bulan yang nilainya setara dengan uang sekolah per bulan dari SMA Negeri di Jakarta. Dan lebih menariknya lagi, nilai tersebut sebagian besar dikonsumsi oleh rakyat miskin yang umumnya kesulitan dalam menyekolahkan anaknya.

Sehingga dapat kita simpulkan bahwa Industri Rokok juga menyebabkan penurunan dalam jumlah GDP suatu negara melalui degradasi produktivitas dan berpartisipasi dalam peningkatan kemiskinan.

Discussion
Dengan segala Costs dan Benefits secara ekonomi itu, hal ini masih menjadi sebuah perdebatan yang sangat alot. Di satu sisi rokok adalah keberadaan yang diperlukan dan di sisi lain merugikan. Gw masih belum bisa menilainya dengan angka mengenai Costs dan Benefitsnya tetapi mungkin kalian bisa melihatnya di jurnal2 yang ada di internet (klo gw sempet akan gw sertakan). Jika timbang2 dengan social costsnya (sementara social benefits rokok tidaklah banyak), maka rokok adalah keberadaan yang merugikan. Tapi, secara ekonomis belum tentu.

Nah, bagaimana pendapat kalian mengenai perdebatan rokok ini?

Enjoy Your Burg... Hot Chocolate!
Wirapati

No comments:

 
kaFE Baru © 2008 | Créditos: Templates Novo Blogger