Kantin FE Baru, tempat di mana calon ekonom membicarakan masa depan...

A Beautiful Mind: True or False?



Huff... Baru pulang dari Pulau Seribu. Abis banyak makan Seafood (Yang sebenernya gak bs gw makan cuz gw alergi kulit udang dan trauma ma tulang ikan), makanya gw ma mesen Fillet o' Fish. Mayonaisse-nya banyak ya mas...

Pertama kali gw nonton Film berjudul A Beautiful mind (long time ago ya, tahun 2004an klo g salah pas gw nonton) yang menceritakan tentang John Forbes Nash (Russell Crowe), seorang mathematician pemenang nobel ekonomi yang berjuang melawan schizophrenia, gw uda langsung jatuh cinta. Film ini banyak menginspirasi hidup gw. Berkat film ini, dari jaman dulu gw kepikiran pengen masuk ekonomi selaen krn dorongan bokap dan lebih lanjut lagi gw mengagumi Game Theory yang saat ini gw lagi hobi baca2 jurnal tentang itu. John Nash adalah ekonom favorit gw sampe sekarang.

Dulu, waktu gw nonton nih film, gw nerima aja semua yang diomongin di sana. Kemudian, seiring dengan berjalannya waktu, gw yang uda jadi mahasiswa Ilmu Ekonomi memperdalam ilmu game theory gw dan menyadari ada hal yang cukup aneh di salah satu adegannya. Ini adalah cuplikannya yg gw peroleh dari Youtube.



Ini adalah adegan di mana Russell Crowe sebagai John Nash mengatakan bahwa Adam Smith salah. Here's a subtitle to help you understand what he talked about!

What if no one goes for the blonde?
We don’t get in each other’s way, and we don’t insult the other girls.
That’s the only way we win.
That’s the only way we all get laid.
Adam Smith said, the best result comes from everyone in the group doing what’s best for himself, right?
That’s what he said, right?
Incomplete. Incomplete!
The best result will come when everyone in the group doing what's best for himself and the group.


Nah, here's the problem. Benarkah teori yang dikeluarkan Nash menyanggah pendapat Smith seperti yang dikemukakan Nash dalam film tersebut?

Dalam jurnalnya, Smith berkata bahwa Hasil yang terbaik akan dicapai jika setiap individu bergerak berdasarkan yang terbaik baginya, konsep invisible hand yang memperbaiki perekonomian secara otomatis. Overall, itulah yang dimaksud dengan Free Competition.

Nash di dalam jurnalnya tentang Cooperative Games mengatakan bahwa jika seseorang memang harus bekerja sama dengan orang lain, jika hal itu membuat semuanya better off, maka jika disusun Game Theory-nya akan diperoleh equilibrium di mana keduanya akan bekerja sama. Ambil contoh. Ada 2 orang, A dan B ingin memotong kayu. Jika mereka bekerja sendiri2 maka mereka hanya dapat memotong kayu rotan dalam sehari dan jika mereka bekerja bersama mereka bisa mendapat banyak kayu jati yang lebih mahal dan mendapat penghasilan lebih, sementara jika salah satu mencoba memotong kayu jati dan satunya lagi kayu rotan maka yang mencoba memotong kayu jati hanya akan memperoleh sedikit kayu jati yang sebenarnya jika dihitung penghasilannya lebih rendah jika dia mencari kayu rotan sendiri. Dalam hal ini, mereka akan cenderung untuk memilih cooperate. Supaya dapet penghasilan yang lebih gedhe.

Nah, ada satu hal yang menarik. Sesuatu yang terbaik untuk grup kita, bukankah merupakan sesuatu yang terbaik bagi diri kita? It's true that it's the best for group, but individually, they think that it's the best for himself, no matter if it's best for its group. The way they cooperate is to make themselves better off. Bukankah itulah insting rasional manusia? Behavior yang dimiliki manusia sebagai makhluk ekonomi akan membawa mereka untuk melakukan apa saja yang terbaik bagi dirinya walaupun harus melakukan kerja sama (meninggalkan kompetisi). Jika kita adalah perusahaan kecil, kita tak akan serta merta menjadi bersaing dengan perusahaan besar yang sudah mapan. Kita pasti akan menjadi follower untuk memupuk kekuatan dan kemudian mulai bersaing. Jadi, competition is not all about opposing each other. Mungkin itulah yang dimaksud oleh Adam Smith.

Tetapi, kita tidak akan hanya memikirkan keuntungan bagi diri kita sendiri, tetapi juga keuntungan bagi grup kita. Sebab, jika kerja sama adalah alasan bagi kita untuk meninggalkan kompetisi, kita juga harus memikirkan apakah keuntungan yang bisa diperoleh produsen lain? Kita harus bisa menemukan sebuah solusi di amna tak ada yang mati. Semua senanglah klo kata anak2 yang main capsa. Jadi, bisa dikatakan bahwa "invisible hand and free competition might be wrong, since the desicion we made is considered as the best for our group, not just ourselves". Dan lebih lagi, Adam Smith sangat menekankan pendapatnya pada kompetisi (Free Competition) bukan kerja sama. Itu adalah sebuah kesimpulan yang gw tarik setelah membaca2 beberapa jurnal.

Lantas, benarkah film "A Beautiful Mind" secara frontal dan eksplisit mengatakan Adam Smith itu salah? Kalo menurut gw, Nash tidaklah menyanggah teori Smith, melainkan menjelaskannya lebih lanjut. Nash bisa dikatakan menyempurnakan ide dasar Smith dengan menambahkan unsur Cooperative dalam mekanisme pasar sehingga tidak pure individualistis.

Akan ada banyak pendapat mengenai hal ini. Apakah benar Nash menyanggah Smith atau tidak? Para pembaca juga mungkin memiliki pendapat masing2. Menurut kalian, Apakah film "A Beautiful Mind" menginterpretasikan pendapat Nash dengan benar dengan memasukkan kata2 "Adam Smith Was Wrong" dalam dialognya? Ungkapkanlah ide kalian!

Enjoy your burger!
Wirapati

No comments:

 
kaFE Baru © 2008 | Créditos: Templates Novo Blogger