Kantin FE Baru, tempat di mana calon ekonom membicarakan masa depan...

Image Bandara Kita








Changi International Airport
Singapore








Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Indonesia




Coba kita perhatikan kedua...
Tampak sebuah wibawa yang berbeda antara bandara Indonesia dan Singapur. Jelas bandaa Singapur secara bentuk dan fasilitasnya lebih mencerminkan bandara internasional yang berwibawa dibandingkan Indonesia. Oke, mungkin karena Singapur lebih tajir dari kita. But, that's not the only problem we had here.

Sebelum itu, gw mau pesen Tuna Croissant Sandwich dan Thai Tea. Uda lama gak menikmati keduanya. Let's start!

Apakah makna dari bandara internasional bagi sebuah negara? Apakah hanya sebuah tempat pesawat terbang yang mendarat dan kemudian terbang lagi? Atau hanya tempat parkir pesawat yang sedang menunggu jadwal flight? Atau mungkin tempat orang berlalu-lalng dai satu empat ke tempat lain dalam waktu sekejap saja?

Lebih dari itu! Makna dari sebuah bandara internasional lebih dari sekedar empat transit, tempat parkir pesawat dan halte untuk berpergian internasional. Bandara internasional adalah sebuah gerbang, gerbang pertama dari sebuah negara saat ada pengunjung dari luar negeri tiba ke sebuah negara. Oleh karena itulah, bandara internasional adalah sebuah image pertama dari sebuah negara, simbol kewibawaan lapis pertama.

Indonesia memiliki bandara internasional dengan fasilitas yang jelas kalah dengan Singapur. Karena memang kita negara berkembang dan Singapur negara maju. Tapi, apakah fasilitas cukup dalam memberikan image dan wibawa bagi sebuah bandara. Tidak! Bagaimana bandara tersebut diatur dan tertib adalah image yang lebih penting lagi.

Kita sering melihat di Soekarno-Hatta (SH) mengenai betapa tidak teraturnya bandara internasional itu. Banyak pedagang kaki lima. Banyak orang yang duduk sembarangan di bandara. Banyak orang yang merokok bahkan di tempat dilarang merokok. Banyak calo. Kotoran dan sampah banyak terlihat di bagian luar SH. Dan terlebih buruknya lagi, hal2 tersebut di atas juga dilakukan oleh pegawai SH.

Gw uda pernah ke Changi dan melihat bagaimana berwibawanya bandara ini. Bukan hanya karena fasilitasnya. Tapi betapa rapi dan tertibnya bandara ini. Semua orang berjalan dengan tertib. Tidak ada yang merokok kecuali di Smoking Room. Tidak ada yang ngedeprok di sembarang tempat. Tidak ada kaki lima. Bus penjemput pun parkir dengan teratur. Everything is under control!

Kita bisa bandingkan bagaimana image awal dari sebuah negara saat kita tiba di bandaranya. Bandara Changi memberikan image sebuah negara yang tertib dengan peraturan yang dipatuhi oleh penduduknya. Sementara, SH menunjukkan betapa negara kita tidak tertib dan penduduknya sering tidak menaati peraturan bahkan pembuat peraturan itu sekalipun.

Bagaimana Indonesia mau memiliki wibawa yang cukup di mata warga negara asing yang datang ke Indonesia jika gerbang utamanya saja sudah mengesankan tidak baik. Kita berangan2 memajukan turisme dan pariwisata internasional, tapi tidak membenahi bandara kita ini. Bahkan, delegasi kenegaraan asing pun bisa malas melihat bandara kita ini.

Gw rasa, dalam hubungan internasional, Indonesia harus memulai dengan membenahi bandaranya terlebih dahulu. Dengan demikian, kita bisa memberikan First Impression yang baik.

Enjoy Your Burger!
Wirapati

8 comments:

Aldi Riza Fachri said...

yah ada bener juga sih roy "gerbang" yang baik itu menandakan kalo' first impression orang bakal bagus lyt indonesia..tapi hal iu gak bisa sebagai patokan untuk membuat orang lain terpana kepada indonesia..

kalo manurut gw indonesia harus membenahidirinya terlebih dahulu mengenai masalah keamanan..

menurut gw hal ini sangatlah krusial mengingat keamanan negara kita selalu saja di pertanyakan khususnya oleh orang luar negeri..hal ini lah yg menyebabkan jumlah turis di mancanegara turun secra drastis..yah walopun sekarang dah mengalami kenaikan lagi..

Bagus Arya Wirapati said...

Itu adalah eksternal image, di. Coba aja lw bayangin klo 'seandainya' keamanan uda beres dan pada saat turis dateng, bandara kita kayak pasar gitu. Tetep aja impressionnya jelek.Membenahi bandara tuh hal yang lebih mudah dibandingkan memulihkan kemanan negara.

Start with a simple thing, and we got our good first impression. Inget! It's not all about tourism. Bayangin wibawa kita di depan delegasi negara lain yang ingin berdiplomasi ke negara ini.

turisme mungkin lyat2 keamanan negara, tapi diplomat ngapain ngelyat keamanan negara. Mereka harus merasakan wibawa negara ini. Nah, yang pertama jelas ada di bandara.

Martha-Happy said...

ibarat buku,bandara kayak sampulnya, kalo diliat udah enak pasti bule2 itu bakal mikir
"indonesia pasti lebih indah lagi diluar bandara ini"

jangankan sistem dan fasilitas di dalam bandara SH aja yang kurang memadai, inget waktu bandara kebanjiran?padahal kita lagi mengusahakan visit Indonesia year 2008?

gal matching aja antara program wisata dan kondisi kita di dalem sini.

Bagus Arya Wirapati said...

Bener itu. Pertama2 betulin covernya. Masalahnya, turis2 belum banyak menikmati Indonesia selain Bali. makanya kita musti benerin tuh bandara.

Aldi Riza Fachri said...

yah gw sih setuju klo bandara kita di perbaiki sehingga lwbih mumpuni untuk kinerja tp jgn lupakan masalah keamanannya juga..untuk contoh: kita tahu klu sumatra selatan itu tenar dgn VISIT MUSInya dan harus kita akui klo propinsi tersebut bagus sekarang khususnya di Palembang. Namun, kita harus inget juga klu Palembang itu pusat dari segala preman juga..nah klo hal itu gak diberantas ato minimal di perkecil keadaannya yah masih tetep sama aja kondisi pariwisata kita..

pernah waktu gw dpt cerita klo di palembang kita naro tas sebentar (waktu itu klo gak salah tas laptop)..langsung ilang aja loh padahal tuh tas ada di deket orang ituh..nah itu salah satunya..

menurut gw yah perbaikan pada bandara dapat dilakukan seiring dengan membaiknya pariwisata kita..

Bagus Arya Wirapati said...

Nah itu dya! Ayo kita betulkan luar dalem. Tapi layaknya muka, kita betulin dulu luarnya sambil betulin dalemnya.

Inget! Judge the book by its cover!

vienz said...

mampir ya..mau menawarkan sedikit pandangan yang berbeda aja. ya, memang bandara internasional kita lebih bobrok dari bandara Changi di Singapura, tapi perlu diperhatikan juga, nuansa kelokalannya sangat tinggi. maksud saya, dengan langgam bangunan-nya yang sangat kental dengan nuansa Indonesia, ketika kita mendarat di Cengkareng dari negara lain, bukankah kita bisa langsung merasakan, "Wah, saya sudah berada di Indonesia.."

adaptasi dengan iklim tropis dimaksimalkan dengan minimalisasi ruang tertutup dan ber-AC, jadi ketika kita berjalan di terminal menuju gate-gate, kita berjalan di koridor yang terbuka dan langsung bersentuhan dengan taman-taman dalam (inner court). jadi? merasa gerah ketika berjalan dari atau menuju gate? nikmatin aja.. hehe.

ironisnya, usaha-usaha adaptasi dengan arsitektur vernakuler serta iklim tropis di Indonesia ini dilakukan oleh seorang arsitek asing, Paul Andreu, yang juga mendesain Charles de Gaulle di Perancis. ya mungkin di awal pembangunannya, belum banyak arsitek Indonesia yang berkaliber Internasional. tapi tau kan, sekarang lg dilakukan usaha pengembangan bandara dengan pembangunan Terminal 3 yang lebih modern? give this country a chance lah. dia akan berkembang juga suatu saat nanti.

tapi jujur, saya sendiri, sebagaimanapun saya kagum dengan bandara Changi (atau bandara Suvarnabhumi Thailand!!), tapi saya bangga sekali dengan bandara Soekarno Hatta.. karena, ya itu tadi, justru dengan nuansa kelokalannya yang kental, dia jadi lebih punya jiwa. not just another modern-looking airport that we soon forget after we board the plane. menurut saya, bandara Changi termasuk bandara seperti itu.

tapi setuju, bandara2 internasional kita perlu meningkatkan lagi keamanannya.. tp saya pernah dengar, Soekarno Hatta itu pernah dinobatkan sebagai bandara teraman di dunia (entah tahun berapa). karena terminal keberangkatan dan kedatangan dirancang terpisah. tp di situasi dunia seperti sekarang, apalagi kalau pernah merasakan ketatnya pemeriksaan keamanan di bandara-bandara Eropa dan Amerika, teroris pasti tertawa-tawa melihat sistem keamanan kita.

maaf yah cerewet. bawaan mahasiswa arsitektur, paling cerewet ngomongin bangunan. ;-)

salam kenal, gw Vivien. mahasiswa Arsitektur ITB.. nice blog you guys have here! =)

Martha-Happy said...

@la vienz : bener juga kata lo, kalo arsitektur bandara soekarno hatta misalnya, emang sarat dengan unsur budaya lokal kita, indonesia. tapi mau seperti apapun hawa arsitekturnya, mau modern atau mengedepankan kearifan lokal, tapi tetep yan kurang dari image bandara kita adalah kebersihan, keamanan, dan kesigapan sistem pelayanan dan petugasnya.
thanks buat sharing infonya tentang arsitektur ya.. =)

 
kaFE Baru © 2008 | Créditos: Templates Novo Blogger